***TAMAK AKAN KENIKMATAN DUNIA
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
"Berzuhudlah dari kenikmatan dunia, nescaya Allah akan mencintaimu, dan berzuhudlah
dari apa-apa yang dimiliki oleh manusia, nescaya mereka mencintaimu. "
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
"Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada
golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami uji mereka
dengannya. Dan kurnia Rabb-mu adalah lebih baik dan lebih kekal" (Thaha [20]: 131).
Ada pula seorang yang dikenal baik hati, dapat menerima kurnia Allah seadanya, tulus dalam bergaul dengan sahabat-sahabatnya, tiba-tiba hatinya berubah setelah selalu membandingkan dirinya dengan orang yang diberi kelebihan kenikmatan dunia, matanya tertuju kepada pesona harta orang lain.
Sementara dalam urusan agama, ia selalu melihat kepada yang lebih rendah kadar ketaatannya. Hatinya berubah bersamaan dengan berubahnya ketulusan persahabatan yang terjalin dengan baik selama ini, perhatiannya tidak lagi tertuju kepada orang yang lebih tinggi kadar ketaatan agamanya, seperti yang ia lakukan sebelumnya.
***LALAI MENJALANKAN IBADAH DAN MELANGGAR TUNTUNAN AGAMA
Sejauh mana kadar takwa dan kebaikan yang anda lihat dari saudararnu, sejauh itulah tulusnya cinta dan persahabatan yang anda berikan padanya. Sejauh mana tingkat dzikir, ibadah, peringatan akan akhirat, perhatian terhadap ketaatan kepada Allah, dan dakwah di jalan-Nya yang memenuhi nuansa persahabatan dan pertemanan, sejauh itulah eratnya persabatan dan jalinan cinta yang terjalin di antara keduanya.
Namun jika hubungan persahabatan kering dari makna-makna dzikir, ibadah, saling menasihati, mengingatkan perihal akhirat dan mendorong semangat dakwah, maka kegersangan ukhuwah akan semakin terasa, lalu beralih menjadi permainan (lagha) dan perdebatan sia-sia.
Hati bertambah keras dan cepat bosan, sementara lagha (perkataan dan perbuatan sia-sia) membuka gerbang keru-sakan dan perselisihan, yang pada akhirnya terjelmalah dosa sebagai dinding pemisah yang memburaikan ikatan ukhuwah dan memisahkan dua sahabat.
Dalam sebuah hadith shahih, Rasulullah shallallahu. ‘alaihi wa sallam bersabda:
"Tidaklah dua orang yang saling berkasih sayang kerana Allah berpisah, kecuali
disebabkan oleh dosa yang dilakukan oleh salah seorang di antara keduanya.”
No comments:
Post a Comment